Kisah Unik Tentang Persetubuhan Manusia Purba
Jumat, 22 September 2017
Tambah Komentar
Menyembah Patung Venus Sebagai Simbol Kesuburan
menurut kepercayaan orang dulu, kesuburan dihormati dalam bentuk sebuah patung yang tergambar vulgar bernama Venus. Venus merupakan gambaran Afrodit dan Etruscan deity Turan. Afrodit merupakan dewi cinta, kecantikan dan seksual. Dipercaya bahwa nafsu untuk memiliki Afrodit bisa memecah belah para dewa. Sedangkan Etruscan deity Turan adalah dewi yang juga melambangkan cinta, kesuburan, dan dianggap sebagai pelindung kota Velch. Turan sering digambarkan sebagai dewi bersayap dan juga dianggap ibu dari para wanita di dunia. Patung vulgar ini disembah sebagai simbol kesuburan Mereka juga tidak mengerti fungsi biologis, sehingga menganggap kehamilan merupakan sesuatu yang ajaib dan harus dihargai.
Benda Buatan Untuk Pemuas Diri
alat pemuas sex ternyata tidak hanya digunakan oleh manusia modern dalam memuaskan hasrat birahinya. Manusia zaman dulu juga menggunakan alat untuk memuaskan diri dalam hal seksual. Hal tersebut terbukti dari penemuan alat pemuas semacam dildo. Benda ukiran yang digunakan untuk bercinta, dipoles begitu halus hingga menyerupai kelamin manusia. Dildo purba ini ditemukan di Hohle Fels Cave, di bagian barat daya Jerman. Menurut penuturan arkeolog bernama Timothy Taylor, alat ini sangat mirip dengan aslinya. Dan dildo purba ini juga memiliki fungsi ganda, selain sebagai pemuas nafsu juga digunakan sebagai hammerstone alias alat bantu yang fungsinya tidak jauh beda dengan palu.
Persetubuhan Dengan Binatang
prilaku seksual menyimpang seperti bercinta dengan binatang ternyata juga terjadi pada manusia purba. Hal tersebut terungkap dari studi pada gambar salah satu gua purba di Perancis. Gambar tersebut mengisahkan tentang singa betina sedang menjilati alat vital manusia raksasa atau Vulva. Selain itu ada lukisan gua lain yang mengisahkan hal yang sama, lukisan yang ditemukan di Italia menggambarkan seorang pria yang berhubungan badan dengan keledai betina. Beberapa gambar tersebut bahkan memiliki bagian integral dalam sejarah keluarga.
Menjaga Populasi Kelompok
istilah keluarga berencana juga ternyata sudah dikenal sejak zaman purba. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga populasi kehidupan kelompoknya. Svend Hansen, seorang sejarawan menjelaskan bahwa dalam kehidupan masyarakat, tingkat kelahiran yang tinggi tentu tidak diinginkan. Hal itu karena kehidupan mereka bukanlah untuk nongkrong di gua, makan buah dan bercinta bergiliran saja. Mereka juga melakukan perjalanan melalui pedesaan. Pada umumnya, kelompok mereka terdiri dari 15 sampai 30 orang. Jika ada bayi, maka perjalanan mereka juga lebih berat, dan ada satu mulut lagi yang harus diberi makan. Oleh karena itu, orang zaman dulu kerap berlaku brutal dengan membunuh bayi agar tingkat populasi tetap stabil.
Perkawinan Sedarah Manusia Purba
pada tahun 2013 dikemukanan sebuah fakta yang cukup menarik terkait manusia purba. Diungkapkan bahwa manusia zaman prasejarah telah melakukan perkawinan sedarah. Hal tersebut dibuktikan dengan dengan menggunakan CT scan, mereka melihat beberapa tengkorak orang zaman kuno. Dari tengkorak-tengkorak tersebut ditemukan mutasi genetik yang tidak biasa yang disebabkan karena perkawinan sedarah. Mutasi tersebut membuat lubang pada mahkota tengkorak, bisa dikatakan mereka cacat.
Belum ada Komentar untuk "Kisah Unik Tentang Persetubuhan Manusia Purba"
Posting Komentar