Promo Situs Online APEL888

Kisah Para Wanita yang Korbankan Seks demi Tubuh "Sempurna"...

Nikki Harvey berpose di depan cermin.(VIA IG Nikki Harvey)
NEW YORK, KOMPAS.com - Banyak wanita mengejar kesempurnaan tubuh. Namun, nilai itu -disadari atau tidak, ternyata bisa berimbas pada merosotnya hasrat seksual mereka. 

Sebuah hasil penelitian terbaru menunjukkan, mereka yang terlalu banyak berolahraga dapat mengalami "kematian" hasrat seksual.

Penelitian di Universitas Carolina Utara mempelajari hubungan kebiasaan olahraga dengan menurunnya tingkat libido tersebut.

Disebutkan, manusia yang mengolah tubuhnya dengan intensitas tinggi dalam waktu lama ternyata memang mengalami penurunan dorongan seks.

Laman New York Post menulis, kelelahan yang dialami setelah berolahraga ekstrem bisa mereduksi fungsi kelenjar pituitari.

Dengan demikian, kadar testosteron dan estrogen di dalam tubuh menjadi rendah. 

Wanita juga memerlukan tingkatan lemak tertentu pada tubuh, sehingga sistem reproduksi dapat bekerja efektif.

Terlalu banyak berolahraga dan memiliki sedikit kandungan lemak di tubuh bisa membuat fungsi itu mati, sehingga bermuara pada menghilangkan gairah seksual.

Para penggila olahraga berat pun mengungkapkan bagaimana hobinya itu mempengaruhi kehidupan "ranjang" mereka.

Libidoku lenyap


Nikki Harvey khawatir bahwa tidak adanya dorongan seks akan membuat pasangannya, Jordan Burgess, yang sekaligus sang personal trainer, menjauh.

Wanita asal Inggris itu, sebelumnya mengalami obesitas. Dia juga pecandu rokok dan tidak pernah berolahraga.

Kemudian, dia berhasil mengubah tubuhnya dalam waktu tiga tahun.

"Pada musim gugur 2014, ukuran bajuku 16. Aku pecandu alkohol, rokok, hidup dari makanan cepat saji, dan sangat menderita," kata dia.

Hingga pada suatu malam, dia berjumpa dengan Jordan. Pertemuan itu membuat hidupnya berubah.

Nikki mulai mengikuti program intensif selama 14 minggu untuk menemukan tubuh idealnya.

"Sekarang aku berlatih setiap pagi dari pukul 05.30 selama dua jam. Kemudian aku melakukan kardio selama satu jam pada malam hari," ujar dia.

Nikki mulai mengikuti program intensif selama 14 minggu untuk menemukan tubuh idealnya.

"Sekarang aku berlatih setiap pagi dari pukul 05.30 selama dua jam. Kemudian aku melakukan kardio selama satu jam pada malam hari," ujar dia.

Dia menuturkan, kegiatan olahraganya mempengaruhi hubungannya dengan Jordan.

Nikki mengaku tidak pernah lagi kencan di malam hari dengan kekasihnya sejak Januari lalu.

"Libidoku sudah lenyap," kata Nikki.

"Sekarang, aku tidak pernah berhubungan seks. Jordan dan aku sudah tidak bercinta selama dua bulan."

"Jordan membenci itu, tapi dia tahu, ini bukan karena aku tidak menyukainya," tutur Nikki.

Sejak dua bulan lalu, Nikki keluar dari pekerjaannya demi bisa berolahraga secara penuh.

Namun, hobinya itu membuahkan hasil. Pada April lalu, dia berada di posisi kedua dalam final kejuaraan nasional "UK Bodybuilding and Fitness Federation".

Dia pun masuk kualifikasi untuk tiga kejuaraan internasional.

" Libido mungkin saja hilang, tapi aku terlihat lebih baik dan lebih sehat," kata dia.

"Aku berharap Jordan akan bertahan denganku tanpa seks," ujar Nikki lagi.

Aku tidak butuh pacaran


Sementara itu, wanita pecandu olahraga asal Bournemouth, Inggris, Gabriella Prior juga lebih memilih bentuk tubuh ideal daripada kehidupan seks.

Perempuan berusia 22 tahun itu sudah tidak pernah berhubungan seks selama 18 bulan terakhir.

Awal 2016, Gabriella tidak pernah berolahraga. Dia pun meminum minuman keras, menikmati akhir pekan dengan bermalas-malasan, dan memiliki banyak pacar, sehingga kehidupan seksnya termasuk sehat.

"Saat itu, aku tidak merasa depresi, tapi aku tidak memiliki hobi apapun," kata dia.

Hingga pada suatu pagi, dia memutuskan untuk bergabung dengan Pain boxing di dekat rumahnya.

Awalnya, dia mengaku gugup. Namun kemudian dia berenergi dan tidak sabar untuk melakukannya lagi.

" Olahraga seperti candu bagiku. Dalam hitungan minggu, aku latihan selama dua kali sehari masing-masing dua jam, sekitar lima atau enam hari seminggu."

"Aku masih melakukannya sampai sekarang," ucap Gabriella.

Saat bertemu dengan pria, dia merasa tidak membutuhkan hubungan pacaran atau seks untuk bahagia.

"Hubungan seksku suram dan jauh dari ingatan," tuturnya.

Dia berharap dapat menurunkan intensitas olahraga untuk mendapatkan kembali libidonya.

Kendati demikian, dia mengaku tidak merasa terganggu dengan kondisinya sekarang.

Sebelumnya, Gabriella pernah berpacaran sebentar. Ketika dia mulai rajin berolahraga, sang kekasih pergi, karena berpikir Gabriella membosankan dan tidak pernah ingin bercinta.

"Aku telah dinobatkan sebagai Miss Fitness Inspiration UK, yang berarti banyak hal lebih pada diriku ketimbang sekadar seks," kata Gabriella.

Fisik yang menjadi perhatian utama


Dorongan seks yang turun juga dialami oleh Milly Mahoney dengan pasangannya Manny Tankov.

Perempuan asal London Utara, Inggris ini, mengungkapkan sebelumnya dia bertubuh gemuk.

Pada suatu hari, dia melakukan sedikit lari, namun menyadari bahwa dia harus lebih banyak menurunkan berat badannya.

"Lima atau enam hari seminggu, aku berolahraga sekeras yang aku bisa selama dua jam. Itu memang melelahkan," katanya.

Ketika dia bertemu dengan Manny, seks menjadi hal terakhir yang dipikirkan Milly.

Lantas, sang kekasih pun frustasi.

Sebelum berlatih keras, Milly selalu bercinta setidaknya lima kali seminggu. Hal itu aneh baginya saat ini.

Dia justru sangat terobsesi pada dietnya.

"Aku telah berpacaran dengan Manny selama 18 bulan dan dia mengerti betapa aku mencintai olahraga."

"Fisik menjadi hal pertama yang menarik baginya," ungkap Milly.

Perempuan berusia 25 tahun itu mengolah tubuhnya untuk mengikuti kontes bikini.

Selama dua bulan, dia tidak pernah berhubungan seks dan tidak minum alkohol selama sebulan.

"Aku merasa fantastis dan terlihat baik. Tak ada seks yang bisa mengalahkan itu," ujarnya.

"Lupakan" seks


Stacey Boyce pun berolahraga keras sehingga dia tidak memiliki banyak energi untuk berpelukan dengan suaminya.

Direktur perusahaan asal Brighton, Inggris ini, pergi ke gym setiap hari mulai pukul 05.00 dan mengakhirinya setelah tengah malam.

Artinya, dia tidak memiliki waktu untuk bercinta. "Aku sudah berolahraga sangat keras di gym sejak 2014," katanya.

Di gym, dia merasa dietnya dapat terkontrol dengan baik sehingga berujung menjadi candu.

Untungnya, suaminya, Mark, bekerja di industri fitness, sehingga sangat mengerti apa yang dialami Stacey.

Sebelum mengenal gym, Stacey dan Mark setidaknya melakukan hubungan seks tiga kali seminggu.

"Sekarang, kami terkadang tidak berbicara selama berhari-hari. Hanya berhubungan seks sekali dalam sebulan, itu pun terpaksa," ujar dia.

"Aku terlalu fokus pada diriku, rajin cek berat tubuhku, menghitung lemak tubuh, makanan, dan berlatih berjam-jam," kata Stacey.

Namun, latihannya itu menobatkan Stacey menjadi pemenang pada Kejuaraan British UK Ultimate Physiques Bikini 2015.

"Tentu saja, seks merupakan hal alamiah dan menyenangkan. Tapi kalau Anda benar-benar jatuh cinta dan sangat memahami hubungan, seks bisa menunggu," tutur dia lagi.

Belum ada Komentar untuk "Kisah Para Wanita yang Korbankan Seks demi Tubuh "Sempurna"..."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel